Pemerintah Indonesia Siap Bantu Muslim Rohingya

Pemerintah Indonesia Siap Bantu Muslim Rohingya

Pengungsi Rohingya di tenda darurat di Sittwe, barat laut negara bagian Rakhine, Myanmar. - Foto: thecommunity.com

Buraq Nari, Jakarta – Persoalan yang menimpa muslim Rohingya di Rakhine menimbulkan keprihatinan pemerintah Indonesia. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, pemerintah telah melakukan serangkaian upaya untuk membantu kelompok minoritas Muslim di Myanmar sebagai wujud menegakkan kemanusiaan dan mewujudkan perdamaian.
“Kita semua sangat prihatin dengan konflik tersebut. Semoga jumlah korban tidak terus bertambah. Kedua amalan tersebut merupakan ajaran para ulama sebagai tindakan spiritual yang mendahulukan kedamaian,” kata Menag.
Upaya itu dilakukan di dalam negeri, di Myanmar, bahkan di forum-forum internasional. Upaya itu juga meliputi berbagai aspek seperti membantu fasilitas pendidikan dan kesehatan.
“Banyak program yang telah dan terus dilaksanakan pemerintah Indonesia terkait dengan nasib minoritas Muslim di Myanmar. Mari bantu kerja konkret tersebut dengan sikap spiritual yang tepat. Kita semua saling dukung untuk bertindak secara strategis,” kata Lukman.
Lukman mengaku siap memfasilitasi tokoh agama Islam ataupun Buddha serta akademi sosial dari perguruan tinggi keagamaan negeri untuk membantu penyelesaian masalah. Pasalnya, sejumlah tokoh dan akademisi yang berpengalaman sangat berperan dalam resolusi konflik.
Baca:
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah terus memantau perkembangan warga Rohingya baik di Myanmar maupun di Indonesia. Hanya saja, pemerintah memilih jalan untuk tidak selalu menyampaikan hasil kinerja pemerintah ke publik.
“Yang jelas, bahwa kita memantau dari dekat semua perkembangan yang ada di Rohing State. Dan kita juga menyampaikan concern terhadap situasi keamanan. Dan bahkan jatuh korban tentu kita sampaikan concern,” jelas dia.
Retno mengatakan, Indonesia tidak mau mengambil peran pada megaphone diplomacy. Sehingga tidak selalu gembar-gembor di media setiap proses diplomasi yang dilakukan.
“Tetapi, dengan tidak menyiarkan hal-hal yang sudah lama kita lakukan, itu bukan berarti diplomasi kita enggak jalan. Diplomasi kita jalan secara konsisten untuk membangun Rohing State secara inklusif,” ujar Retno.

0 komentar