Tuduh Rusia Ganggu Pemilu AS, Rezim Obama Siapkan Pembalasan
- Rezim pemerintah Presiden Barack Obama menyiapkan aksi pembalasan terhadap Rusia yang dituduh telah mengganggu pemilu Amerika Serikat (AS). Aksi balasan itu, salah satunya sanksi yang lebih luas terhadap Moskow.
Sumber-sumber resmi pemerintah AS mengatakan kepada CNN, yang dikutip Kamis (29/12/2016), bahwa individu yang terlibat dalam intervensi pemilu AS akan dirilis namanya.
Obama sendiri dalam sebuah wawancara pertengahan Desember, terang-terangan menuduh pemerintah Presiden Vladimir Putin ikut campur pemilu AS yang membuat Donald Trump terpilih sebagai presiden.
”Saya pikir tidak ada keraguan bahwa ketika pemerintah asing mencoba untuk mempengaruhi integritas pemilu kami, kami perlu mengambil tindakan dan kami akan memilih waktu dan tempatnya sendiri,” ujar Obama.
Ketika ditanya tentang aksi balasan, Obama mengatakan;”Beberapa mungkin secara eksplisit dan dipublikasikan, beberapa mungkin tidak.”
“Presiden Rusia Vladimir Putin sangat menyadari perasaan saya tentang hal ini, karena saya berbicara kepadanya secara langsung tentang hal ini,” ujar Obama.
Belum jelas, kapan pembalasan dari AS terhadap Rusia ini benar-benar diluncurkan. Sebab, Obama secara resmi akan digantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang.
Sebuah analisis rahasia CIA yang dibocorkan Washington Post awal Desember lalu mengungkap bahwa hacker yang melakukan peretasan email Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) yang dokumennya diserahkan kepada WikiLeaks, terkait dengan Kremlin. Rusia dan WikiLeaks telah membantah laporan itu.
Sedangkan Trump dengan tegas menolak setiap tuduhan bahwa Rusia telah membantu memenangkan dirinya dalam pemilu AS. Trump mengatakan tuduhan itu “konyol” dan “menggelikan”.
Kendati demikian, juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, terang-terangan menuduh Rusia menolong Trump dalam pemilu AS. ”Jelas disadari bahwa Rusia terlibat dan keterlibatan mereka membuat dampak negatif pada kampanye lawannya,” ujar Earnest mengacu pada kubu Trump.
Sumber-sumber resmi pemerintah AS mengatakan kepada CNN, yang dikutip Kamis (29/12/2016), bahwa individu yang terlibat dalam intervensi pemilu AS akan dirilis namanya.
Obama sendiri dalam sebuah wawancara pertengahan Desember, terang-terangan menuduh pemerintah Presiden Vladimir Putin ikut campur pemilu AS yang membuat Donald Trump terpilih sebagai presiden.
”Saya pikir tidak ada keraguan bahwa ketika pemerintah asing mencoba untuk mempengaruhi integritas pemilu kami, kami perlu mengambil tindakan dan kami akan memilih waktu dan tempatnya sendiri,” ujar Obama.
Ketika ditanya tentang aksi balasan, Obama mengatakan;”Beberapa mungkin secara eksplisit dan dipublikasikan, beberapa mungkin tidak.”
“Presiden Rusia Vladimir Putin sangat menyadari perasaan saya tentang hal ini, karena saya berbicara kepadanya secara langsung tentang hal ini,” ujar Obama.
Belum jelas, kapan pembalasan dari AS terhadap Rusia ini benar-benar diluncurkan. Sebab, Obama secara resmi akan digantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang.
Sebuah analisis rahasia CIA yang dibocorkan Washington Post awal Desember lalu mengungkap bahwa hacker yang melakukan peretasan email Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) yang dokumennya diserahkan kepada WikiLeaks, terkait dengan Kremlin. Rusia dan WikiLeaks telah membantah laporan itu.
Sedangkan Trump dengan tegas menolak setiap tuduhan bahwa Rusia telah membantu memenangkan dirinya dalam pemilu AS. Trump mengatakan tuduhan itu “konyol” dan “menggelikan”.
Kendati demikian, juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, terang-terangan menuduh Rusia menolong Trump dalam pemilu AS. ”Jelas disadari bahwa Rusia terlibat dan keterlibatan mereka membuat dampak negatif pada kampanye lawannya,” ujar Earnest mengacu pada kubu Trump.
0 komentar